Diary

My 2 Favorite Things in Life: My Best Friend & Food!

Saya tidak pernah merasa seberuntung ini. Beberapa hari yang lalu, saya sedang di Jogja. Saat itu saya sedang kelaparan setengah mati tetapi tidak ada makanan di rumah. Saya juga tidak dapat pergi keluar membeli makanan karena semua kendaraan dipakai orang tua saya. Tanpa sedikitpun tau keadaan saya, tiba-tiba sahabat saya Muthia menelpon saya mengabarkan kalo dia mengirimkan lasagna ke rumah! Siang itu, dua hal yang saya sangat cintai di dunia ini membuat saya bahagia.

Muthia mengirimi saya makanan walaupun dia sedang berada di Jakarta dan saya di Jogja. Tetapi ia tidak hanya baik kepada saya, namun juga temannya yang lain. Ia membeli lasagna dari temannya yang baru membuka usaha lasagna baru, lalu ia ikut melariskan dengan membelinya, lalu mengirimkan untuk saya! Jadi ia membuat bahagia 2 temannya sekaligus. (:

Saya tidak mau kalah. Seperti saya, Muthia juga sangat mencintai makanan. Maka saya juga ingin memberikan kejutan untuknya, yaitu mengirimkan makanan. Walaupun dia di Jakarta dan saya di Jogja, saya bisa membelikan ia makanan kesukaannya melalui http://foodpanda.co.id

Read More

God Is Always Near Me

Jumat lalu saya harus memutuskan pergi ke Jakarta esok paginya. Karena terlalu mendadak, tak ada yang bisa menjemput saya di bandara. Padahal dari bandara saya harus pergi ngeprint, ke Pondok Indah Mall mengurus sesuatu, lalu ke Cinere untuk mengambil sesuatu. Saya sebal sekali membayangkan harus naik Damri, lalu turun di jalan raya, kemudian dilanjutkan naik taksi.

Masih dalam keadaan sebal, saya menonton acara Kick Andy yang mewawancarai Ahok. Di akhir acara, ada sebuah testimoni dari seorang Bapak tukang sapu Jakarta bernama Pak Muhamad Yakub. Pak Yakub bercerita bahwa dahulu gajinya hanya 600 ribu rupiah, namun setelah pemerintahan Jokowi-Ahok, sekarang gajinya menjadi 2,4 juta rupiah.

Di akhir testimoninya, dengan ceria Pak Yakub berkata,

 

"Dulu kalo kerja saya jalan kaki. Sekarang alhamdulillah saya bisa naik angkot."

 

Oh my God, that's a slap in the face. Oh God, I am so sorry.... :(

My Dear Friends

Saat masalah hidup datang, kita akan tahu siapa teman sejati yang tetap tinggal untuk menemani kita. Lalu kemarin, saat sedang terpuruk, siapa teman yang meninggalkanku?

Nobody.

Semua datang memelukku, mendengarkanku, menemaniku.

Tak dapat dipercaya. Tuhan menyayangiku lewat mereka. :')

 

Terima kasih my dear friends. You guys are too good to be true.

A Song for Muthia

Dunia ini terasa lebih bermakna berkat lagu. Salah satu lagu yang membuat saya tersadar adalah lagunya Sting, My Funny Friend and Me. Lagu ini original sountrack film animasi Emperor's New Groove. Sting menciptakan lagu ini persis seperti kisah film tersebut. Tentang seseorang bernama Kuzco yang menyebalkan, sombong, merasa pintar sendiri, dan akhirnya dibenci orang sekitarnya. Namun seorang kenalannya bernama Pacha tetap menemaninya, bersabar memahaminya, menghadapinya, dan mengajarinya menjadi orang yang lebih baik. Kuzco sadar kesombongannya selama ini. Ia pun merasa beruntung sekali masih memiliki Pacha sebagai teman sejatinya.

Lirik lagu Sting dari kisah ini mengingatkan saya, bahwa dulu di saat semua teman-teman saya meninggalkan saya karena kesalahan saya, ada satu yang tetap tinggal, memahami, dan mengajari saya dengan kesabarannya. Sekarang saya menjadi orang yang lebih baik berkatnya. Terima kasih Muthia, lagu ini

In the quiet time of evening When the stars assume their patterns And the day has made his journey And we wondered just what happened To the life we knew before the world changed When not a thing I held was true But you were kind to me and you reminded me That the world is not my playground There are other things that matter And when a simple needs protecting My illusions all would shatter But you stayed in my corner The only world I know was upside down And now the world and me, we know you'll carry me

You see the patterns in the big sky Those constellations look like you and I Just like the patterns in the big sky We could be lost we could refuse to try But we made it through in the dark night Would those lucky guys turn out to be But that unusual blend of my funny friend and me

I'm not as clever as I thought I was I'm not the boy I used to be because You showed me something different, you showed me something pure I always seemed so certain but I was really never sure But you stayed and you called my name When others would have walked out on a lousy game And you could've made it through But your funny friend and me

You see the patterns in the big sky Those constellations look like you and I That tiny planet in a bigger guy I don't know whether I should laugh or cry Just like the patterns in the big sky We'll be together till the end is nigh Don't know the answer or the reason why We'll stick together till the day we die If I had to do this all a second time I won't complain or make a fuss When the angels sing that that unlikely blend Are those two funny friends That's us (':

PS: Maybe this is a late birthday gift from me, but again, happy birthday!  

Panti Asuhan Bina Siwi Bantul

Saat kami datang, salah satu dari mereka lari menghampiri kami. Ia mengulurkan tangannya untuk salaman. Di balik pintu, teman-temannya mengintip, lalu memberanikan diri ikut lari mendatangi kami. Sambil tertawa lebar, mereka memberikan tangannya untuk bersalaman, mencium tangan kami, menyapa ramah. Mata mereka cerah.

Salah satu mata cerah itu, 3 tahun lalu, memiliki masa lalu yang tak begitu cerah. Namanya Muryanti. Saat ia masih duduk di taman kanak-kanak, gurunya mengeluhkan Muryanti yang selalu diam di kelas. Bahkan dicubit pun tak bereaksi, tetap diam. Sang guru curiga bahwa Muryanti adalah penyandang tuna wicara. Muryanti menjadi korban bullying oleh teman-teman sekelasnya. Ia semakin membisu. Suatu hari sang guru melaporkan ke pengurus Panti Asuhan Bina Siwi, Ibu Yanti dan Ibu Jumilah, bahwa Muryanti tidak pernah datang ke sekolah selama 3 minggu. Mendapat berita itu, Bu Yanti dan Bu Jum berinisiatif mendatangi rumah Muryanti untuk melihat kabar gadis kecil itu. Betapa kagetnya mereka bertemu Muryanti dengan tubuh penuh borok  yang bau sekali. Kepalanya pun dipenuhi dengan kutu. Muryanti diduga tidak pernah mandi. Saat itu pula mereka menemukan ibu kandung Muryanti yang memang secara mental tidak waras. Di rumah apapun yang dilakukan Muryanti selalu dilarang dan dimarahi ibunya. Biasanya Muryanti hanya diam. Tapi jika tidak tahan ia akan menitikkan air mata, tetap tanpa ekspresi. Ayah Muryanti sudah meninggalkan mereka entah kemana. Sementara nenek buyutnya hanya bisa tidur karena sudah stoke. Satu-satunya yang masih waras adalah neneknya, seorang buruh tani. Kehidupan sehari-hari mereka hanya dari hasil sang nenek memburuh.

Dengan mengandalkan motor, Bu Yanti dan Bu Jum membawa Muryanti. "Nyuwun sewu njih (maaf ya), kalo boleh jujur, maaf, tapi waktu itu sebenarnya saya jijik sekali. Baunya, maaf, bikin muntah. Tapi bagaimana lagi, kami harus tolong dia. Saya gendong dia, pangku dia di motor, lalu Bu Yanti yang membawa motornya," cerita Bu Jum. Muryanti dibawa ke puskesmas untuk mengobati boroknya. Sejak saat itu Muryanti diasuh dan dibina berbagai macam pelajaran untuk seusianya. Sekarang, 2 tahun kemudian, di hadapan saya, gadis berusia 9 tahun itu selalu tersenyum lucu. Ia tak malu memperkenalkan namanya di depan kami. Matanya cerah, wajahnya bahagia. Kata Bu Yanti, dia adalah anak yang rajin dan paling bersih jika menyapu. Ia juga jago menari maupun menyanyi. Suatu hari kami akan ditunjukkan Muryanti menari sambil menyanyi.

Lain lagi dengan Sari. Gadis berusia 25 tahun itu dahulu saat bencana Merapi terjadi, ia ketakutan sekali. Saking takutnya, ia sampai naik bus kota menjauhi rumahnya. Ia pun kesasar. Semua orang mengira dia gila. Ia selalu diusir oleh masyarakat yang melihatnya. Sampai akhirnya polisi membawanya ke Panti Bina Siwi untuk diasuh. Satu tahun berlalu, tak ada kabar dari keluarga Sari. Suatu hari tak sengaja ada yang mengenali Sari lalu melaporkan ke keluarga Sari mengenai keberadaannya. Satu bus dari desa asal Sari mendatangi panti. Mereka senang sekali Sari masih hidup dan sehat. Mereka mengira Sari sudah meninggal. Namun saat Sari hendak diajak pulang, Sari tidak mau. Mungkin karena sudah terbiasa dan banyak temannya, Sari pun hingga sekarang menetap di panti dan selalu dijenguk orang tuanya.

Sari memiliki kebiasaan unik. Jika mandi, air dalam bak mandi harus sampai habis. Bahkan sabunnya pun harus sampai habis. Kalo tidak habis dia belum mau berhenti mandi. "Padahal anak-anak lain pada mau berangkat sekolah, wah judeg (bingung) saya," cerita Bu Jum sambil tertawa. Akhirnya mereka mengakali dengan memberi satu ember air dan irisan kecil sabun mandi khusus untuk Sari. "Setiap anak itu punya karakter dan kelebihan yang berbeda-beda. Jadi kalo ada 26 anak disini, ada 26 karakter, ada 26 masalah. Kami mengakali terus," katanya penuh semangat.

Selain Muryanti dan Sari, ada 24 anak lain yang tinggal di panti. Mereka memiliki latar belakang dan permasalahan yang berbeda. Ada yang epilepsi, down syndrome, korban broken home, yatim-piatu, dll. Dengan banyaknya penghuni panti yang berusia 7 hingga 40 tahun itu, pemerintah membantu mereka dengan rutin menyumbang dana sebesar Rp. 750.000,- per tahunnya. Sumbangan sejumlah itu untuk 26 anak asuh dan ditambah 8 pengurusnya. Beruntung warga Kecamatan Pajangan Bantul sangat baik. Mereka memberikan tanah desa untuk keperluan panti. Warga pun mengumpulkan uang untuk membantu dana membangun gedung panti. Beberapa warga menyumbang batu bata, jendela, hingga keramik. Lantai gedung panti itu pun warna-warni karena berasal dari berbagai macam keramik yang berbeda. "Ini malah lucu, Kenang-kenangan bahwa ini semua dari warga desa sini," kata Bu Yanti bahagia.

Tidak hanya merawat anak belajar kehidupan sehari-hari, Bu Yanti dan Bu Jum juga merawat anak panti mereka untuk belajar mandiri. Mereka mengajari anak panti untuk menjahit, mewarnai batik, dan menjaga kios. Harapan mereka, anak-anak tidak hanya dapat mengurusi diri mereka sehari-hari, namun juga mampu mencari penghasilan. Bu Yanti semangat menunjukkan seragam hasil jahitan anak-anak. Mereka berdua juga langsung mengajak kami ke kios yang mereka bangun untuk mengajari anak-anak berdagang. Kios itu lagi-lagi di atas tanah milik desa dan sumbangan dari warga. Di belakang kios, mereka dengan bangga menunjukkan batik-batik yang sedang diwarnai dengan pewarna alami. Mereka sedang mencoba, dan jika berhasil ingin mengajari anak-anak agar turut membantu dan mencari penghasilan bersama.

Saat saya tanyai, darimana asalnya niat baik semua ini, mereka mengaku dari pendidikan yang mereka terima. Bu Yanti maupun Bu Jum adalah lulusan Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SG PLB). Setelah lulus, tahun 1999 mereka ingin merealisasikan pendidikan yang selama ini mereka terima, maka dibangunlah panti ini.  Sejak 1999 hingga sekarang, anak di panti menambah dan tak pernah berkurang. Tak ada yang mau mengadopsi anak penyandang cacat atau bermasalah. Maka mereka lah yang akan seumur hidup mengurusi anak-anak ini lahir dan batin. Saat bercerita, berulang kali Bu Jum mengatakan rasa syukurnya atas kehadiran kami dan berkali-kali mengucap terima kasih. Mereka tidak merasa, bahwa kitalah yang berhutang budi dan seharusnya berterima kasih atas segala jasanya, mendahulukan kesejahteraan orang lain, di atas dirinya sendiri. Datang, memeluk, membina, dan membesarkan anak-anak asuhnya agar percaya diri menunjukkan diri apa adanya,

Menjelang pulang, mereka masih antusias menceritakan kepada kami tentang batik-batik yang sedang mereka warnai. Mereka tidak sabar untuk mengajari anak-anak asuh mereka. Saya pun berjanji akan menuliskan panti ini di internet, agar panti mereka lebih banyak dikunjungi masyarakat, dan agar masyarakat belajar banyak dari kehidupan mereka. Mereka berbinar-binar dan berulang kali mengucap terima kasih. Tidak, seharusnya kami yang berterima kasih. Terima kasih Ibu Yanti dan Ibu Jum. The world is cruel, but you both showed us we don't have to be.

PS: Tanggal 30 November 2012 ini saya bersama teman saya Bernad Satriani akan mengunjungi panti ini lagi. Jika ada yang ingin menyumbang, baik barang maupun dana, silahkan hubungi kami di contact@dianparamita.com. Terima kasih atas segala perhatian dan bantuannya.

Update:

  • Awal Februari ini saya bersama Fanbul, Ristha, Tonny, Aik, dkk akan mengunjungi panti ini lagi. Jika ada yang ingin menyumbang, baik barang maupun dana, silahkan hubungi kami di contact@dianparamita.com. Terima kasih atas segala perhatian dan bantuannya. :)
  • Sebelum penggalangan dana, sudah terkumpul sumbangan dari beberapa teman dengan total Rp700.000,- :)

Berfikir Sebelum Menolong

Subuh ini saya dan Mbak Utied memiliki pengalaman hidup yang tak terlupakan. Saya menulis ini khusus untuk teman-teman, terutama perempuan, agar belajar dari pengalaman kami barusan. Sekitar pukul 02.00 WIB subuh, saya dan Mbak Utied pulang dari Seturan, Jogja. Mbak Utied mengendarai mobil mengantarkan saya pulang dahulu. Saat di tengah jalan, di daerah sekitar Gejayan, di kanan jalan saya melihat ada pria bule tua berbadan besar sedang mendorong seorang perempuan kecil asia menghantam mobil. Saya sangat khawatir, apalagi dada perempuan itu terbuka, padahal ada sekitar 7 laki-laki menonton mereka berkelahi. Saya meminta Mbak Utied untuk berhenti lalu membuka jendela menanyakan kepada seorang laki-laki yang sedang menontong. Saya tanyai dia apa yang sedang terjadi, dia jawab  pria bule dan perempuan asia itu sedang berkelahi. Saya dan Mbak Utied bingung, lalu keluarlah saya dari mobil. Saya mendekati pasangan itu, saya tanyai mereka, "what is going on here?" Si perempuan menjawab, "he's drunk, you know!" sambil menggeret sabuk si pria bule. Pria bule itu teriak menjawab,  "I just wanna go home!" Mereka rebutan kunci mobil, lari-lari, geret-geretan hingga celana hampir copot, uang ratusan ribu si pria bule jatuh berserakan, dada perempuan itu lagi-lagi terbuka dan tidak segera ia tutupi. Saya langsung menghampiri perempuan itu untuk membantunya menutupi dadanya. Si pria bule bilang rumahnya dekat situ sehingga dia pulang jalan kaki, sementara perempuan itu tidak mau ditinggal. Perempuan itu menarik lagi namun terjatuh hingga terluka. Si pria bule langsung pergi meninggalkannya. Perempuan itu berdiri dan memeluk saya sambil menangis dan berkata, "he's my husband, my name is Melati (bukan nama sebenarnya), please help me," dan saya jawab, "what do ou want me to do?" Berulang kali ditanyai, berulang kali ia menjawab, "he's drunk you know." Nafas perempuan itu berbau alkohol, maka kami tau dia pun mabuk.

Salah satu orang disitu yang ikut membantu meleraikan mereka -belakangan saya tau namanya Mas Nico- ternyata berhasil mendapatkan kunci mobil mereka. Mas Nico langsung naik mobil mereka, bermaksud mengantarkan Melati ke rumahnya. Saya pun ikut naik karena Melati masih menangis memeluk saya. Mbak Utied mengikuti mobil kami dari belakang. Dalam perjalanan Melati bercerita bagaimana pengorbanan dia karena sangat mencintai suaminya, bagaimana mantan istri suaminya itu sangat jahat kepada suaminya, bagaimana suaminya tidak kunjung berpisah dengan mantan istrinya. Ia curhat sambil menangis. Sesampai di rumah mereka, si bule sudah ada di rumah. Kami dibukakan pintu, memasukkan mobil mereka. Kami bingung untuk meninggalkan mereka di rumah sendirian karena kami takut si bule akan memukul Melati. Kami pun masuk garasinya.

Saat sudah di dalam, kami keluar mobil. Saya hampiri si bule dan memintanya untuk tidak memukuli dan mendorongnya lagi. Si bule sempat marah pada saya, dia mengaku tidak memukul, "that's your own judgement!" Saya salah, ternyata si bule memang tidak memukuli Melati. Sayapun meminta maaf, lalu langsung keluar, menutup pagar, meninggalkan rumah mereka. Saat kami hendak pergi, mereka teriak lagi dan terdengar suara "BUK!" lalu alarm mobil mereka hidup kencang sekali  dantidak segera dimatikan. Kami masuk lagi untuk cek, mereka hanya berdiri memandang. Saat alarm sudah berhenti, kami keluar lagi, menutup pagar. Namun Melati ikut keluar , meminta Mas Nico dan saya masuk lagi. Dia curhat lagi meminta saya membantunya untuk mengatakan kepada si pria bule, entah mengatakan apa. Saya minta dia duduk di teras ngobrol dengan si bule di depan saya. Saat sudah duduk, saya katakan pada si bule, "you were fighting on the street, so it's our business now. You're disturbing the neighborhood. So now what is the problem?" Si bule jawab, "I just wanna go home," dan lagi-lagi Melati mengulangi curhatannya. Saya katakan pada si bule untuk masuk rumah dan beristirahat, dia langsung setuju. Dia tidak terlihat mabuk, hanya malu dan bingung. Saat itu teman laki-laki saya, Arga, Iwan, dan Tommy mulai datang. Melati tidak mau masuk, dia terus-menerus curhat, dengan dada yang lagi-lagi tanpa sengaja terbuka. Saya bujuk dia untuk masuk rumah lalu istirahat. Saat kami hendak masuk, ternyata dikunci si bule. Kami mengetok pintu memanggil pembantunya dan dibukakan. Akhirnya dia masuk dan kami tinggal. Belakangan kami tahu, pasangan ini berkelahi sudah sejak 2 jam yang lalu. Warga bingung melerai karena mereka laki-laki, tidak bisa ngobrol dengan Melati. Saya dan Mbak Utied datang memang sangat tepat.

Ini sebenarnya masalah yang sepele, yaitu menolong orang. Akhirnya berjalan baik-baik saja. Saya dan Mbak Utied puas sudah bisa membantu pasangan ini. Tapi sebenarnya ini pengalaman yang jika saya ingat, saya merinding ngeri, betapa bodohnya saya. Ada banyak sekali modus baru dalam penculikan maupun pencurian. Pengalaman saya barusan adalah sebuah pelajaran besar untuk berfikir sebelum menolong. Saya dimarahi habis-habisan oleh teman-teman saya, betapa bodohnya saya menolong mereka dan mau masuk ke dalam mobil mereka. Beruntung ternyata mereka orang baik. Tapi bagaimana jika ternyata mereka bukan orang baik? Jika ternyata semua itu hanya sandiwara untuk mencuri mobil Mbak Utied atau lebih mengerikan lagi, memperkosa kami untuk dijual ke luar negeri sebagai pelacur? Saya masih ngeri membayangkan kalo ternyata tadi mereka orang jahat, menyekap saya sudah di dalam mobil mereka, mengambil mobil Mbak Utied, lalu memperkosa kami berdua. Ya Tuhan, betapa lugunya saya. Namun sujud syukur saya masih beruntung. Orang yang saya tolong bukan orang yang bermaksud memanfaatkan pertolongan saya. Saya menolong orang yang memang membutuhkan pertolongan saya.

Lalu sebenarnya apa yang sebaiknya kita lakukan jika menghadapi situasi seperti ini?

  1. Berhenti dan tentu saja menolong.
  2. Tetap kunci pintu, tidak membuka jendela, apalagi membuka pintu.
  3. Langsung menelpon orang terdekat, ceritakan kejadian, lokasi kita, nomer polisi mobil mereka, lalu menelpon polisi.
  4. Jika polisi sudah datang, baru kita pulang, tak usah ikut campur.

Saya orang yang selama ini sangat paranoid terhadap keselamatan saya dan orang yang saya cintai. Saya orang yang selalu mengingatkan teman saya hal-hal detail untuk keselamatan diri kita dari penjahat. Namun malam ini saya luput juga. Ternyata dalam situasi tertentu akal sehat kita bisa tidak bekerja karena panik. Akhirnya maksud baik justru bisa dimanfaatkan penjahat. Saya memohon teman-teman untuk menjaga diri, tetap paranoid, dan berfikir dua kali sebelum menolong orang lain. Dunia ini dari dulu hingga sekarang kejam, kita harus selalu waspada. Semoga pengalaman saya dan Mbak Utied berguna untuk kita agar waspada pada situasi apapun.

Nina's Wedding

Beberapa bulan yang lalu, di suatu restaurant kecil, sahabat saya, Nina, menceritakan tentang laki-laki yang dekat dengannya. Ia seperti bingung saat itu. Bahagia namun belum yakin. Lalu saya katakan padanya,

Umur kita bukan umur mencari pacar lagi. Umur kita umur mencari pasangan hidup. Kita tidak lagi butuh a lover, tapi juga a best friend. Sekarang tanyakan pada hatimu, apakah dia bisa menjadi your part-time-lover and full-time-best-friend?

Nina tersenyum lebar sekali sambil matanya melirik ke atas. Senyumnya yang lucu dan khas. Saya tau, itu ekspresinya yang paling bahagia.

Beberapa bulan kemudian Nina dilamar dan 24 Agustus 2012 ini Nina pun menikah. Ia menikah dengan laki-laki yang selalu ia ceritakan, laki-laki yang ia anggap sahabatnya. Namun saya tidak yakin. Tugas utama seorang sahabat adalah memastikan sahabatnya bahagia. Saya ingin pastikan Nina bahagia. Berkali-kali saya tanyakan pada teman-teman pasangan Nina, "apakah laki-laki ini baik? Dia akan baik kepada Nina kan?" Walau semua jawaban yang saya dapat positif, saya tetap tidak yakin. Saya terus berdoa untuk Nina. Bahkan saat berjalan memasuki masjid tempat akad nikah, saya masih tidak yakin. Saya sangat khawatir. Sampai akhirnya mereka resmi menikah. Saat itu dari kejauhan saya melihat mereka berdiri di tengah para tamu, bertukar cincin, saling memandang, lalu tertawa lebar. Dari kejauhan saya melihat Nina sedang bersama sahabat hidupnya. Saat itu juga hati saya lega.

Thanks God, my Nina is happy. She married her part-time-lover-full-time-bestfriend! Thank you Laksono Kurnianggoro for making my girl so happy. Wishing you both all the happiness to live and grow old together. (:

Late Night Happiness

Malam ini tidak biasa. Termasuk malam favorite saya. Saat saya sedang membersihkan inbox email, saya menemukan sebuah email dari adik kelas saya di FEB UGM. Dia mengaku mengetahui tentang saya dari blog dan Twitter. Email itu sudah dikirimnya sebulan yang lalu (4 Juni 2012), tapi mungkin error, sehingga saya baru tau ada email itu. ):

Cepat-cepat saya langsung membacanya karena ingin langsung membalasnya. Tapi sampai pada paragraf kedua, berkali-kali saya menitikkan air mata bahagia. Betapa bersyukurnya saya. Saya selalu seperti ini, sangat bahagia setiap ada anak muda yang datang kepada saya dan dengan antusias mengaku ingin berbuat sesuatu untuk orang lain, untuk makhluk lain! Bagaimana mungkin saya tidak bahagia? Mereka yang mempersembahkan  tenaga dan pikirannya untuk orang dan makhluk lain adalah orang yang paling saya hormati dalam hidup saya. Dan mereka masih muda! Can you believe it? Indonesia beruntung sekali!

Masih dengan perasaan bahagia saya terus membacanya sampai pada paragraf terakhir, paragraf favorite saya, dimana dia katakan,

Sesungguhnya ilmu Allah hanya akan sampai kepada mereka yang qalbun saliim, mereka yang hatinya penuh keselamatan, penuh kedamaian.

Beautiful words from a very young pretty girl. Terima kasih ya Faradilla Al-Fath, emailmu membuat malam ini indah sekali. (:

Harapanku

Hari ini saya berubah jadi cewek berumur 24 tahun. Apa yang kurang? Tak ada. Saya sampai tak berani meminta apapun kepada-Nya, yang selalu mencintai saya. Saya hanya berharap saya bisa selalu bahagia dan membahagiakan seumur hidup saya. Amin.

PS: Terima kasih semua yang sudah memberikan ucapan. Saya sangat menikmati mendapatkan segala ucapan dan doa ulang tahun. Bagi saya itu sebuah hadiah yang luar biasa membahagiakan. Terima kasih...

Tampilan Baru Yay!

Inilah tampilan baru blog saya. Saya hanya mengubah header, font, menambahi english version, dan menambahi tampilan list projects saya di kolom kanan. Semoga lebih enak dipandang dan lebih lengkap. Terima kasih Bernad, yang sudah mau saya culik untuk mengerjakannya. XOXO!

Ari

Banyak laki-laki yang memandang saya sebal, cewek kok keras kepala, cewek kok banyak ngomong, cewek kok galak, cewek kok ngeyelan, cewek kok nggak anggun, cewek kok dema-demo, cewek kok tukang protes, cewek kok nggak nurut sama laki-laki, cewek sok tau. Tak jarang saya berkecil hati. Salah kah saya? Namun saat saya datang padanya dan mengeluhkannya, dia berkata,

Kamu ya kamu. Nggak ada yang salah darimu. Tetaplah menjadi dirimu.

Mas Herman

Mas Herman adalah kakak kandung saya. Salah satu role model yang paling mempengaruhi hidup saya.
Saat saya akan lahir, ibu bertanya kepadanya, "ingin menyumbangkan nama untuk adikmu?" Dia berfikir keras lalu mendapatkan ide nama: Putri Sejarah Kulino. Katanya dia ingin adiknya selalu mengingatkannya karena dia pelupa. Ibu hanya menertawakannya dan tidak memakai nama dari idenya. Katanya sih dia sakit hati karena ditertawakan ibu. Tapi untung nama saya tidak jadi seperti itu.
Saat saya bayi, Ibu bilang, Mas Herman tidak pernah iri dan rewel. Pernah suatu hari dia demam dan hanya bisa tiduran di kasur sambil memandangi ibu yang sedang repot mengurusi saya yang masih bayi. Ibu kasihan kepadanya, Mas Herman seperti ingin dimanja tapi dia pengertian dan hanya diam memandangi ibu.
Saat saya TK, Mas Herman sering membuat permainan. Seperti menciptakan restoran, dia koki, saya asisten koki, lalu orang tua kami sebagai pembeli. Dia juga suka membuat sulap, lalu saya yang menjadi bahan sulapnya. Dia juga pernah membuat ramuan warna hijau, merah, kuning, kita masak-masak dengan api, lalu kita berpura-pura menjadi seperti nenek sihir. Dia juga pernah membuat panggung mini, ada kordennya, background bisa diganti-ganti, dan lampu panggungnya. Bahkan saat saya ulang tahunpun, semua hadiah dia sembunyikan dan dia buatkan teka-teki harta karun. Dia sungguh kreatif dan seru! Saat itu saya tak harus membeli banyak mainan karena kakak saya adalah mainan utama saya.
Saat saya SD, pernah kita berdua harus berpisah benua dengan orang tua. Mas Herman yang melindungi saya dari kesedihan. Dia berusaha keras membuat saya tidak sedih. Dia mau bermain Barbie dan bantal berisi air dengan saya. Saya tentu masih tetap sedih karena kangen dengan ibu, tapi Mas Herman bisa membantu banyak melupakan kesedihan itu.
Saat saya SMP, Mas Herman adalah Beta Tester 3D's Max. Dia jago menggambar dan membuat animasi. Dari sini saya mulai meniru langkahnya. Dia mengajarkan saya pada Adobe Photoshop. Berkat dia, saat ini menggambar dan mendesain adalah hobi sekaligus penghasilan saya.
Saat saya SMA, Mas Herman mendapat liburan dari kantornya ke Singapore. Saya tidak minta apapun. Namun saat dia pulang, dia membawakan oleh-oleh banyak sekali. Setelah dihitung-hitung, uangnya paling banyak dipakai membeli oleh-oleh untuk saya.
Saat saya kuliah, Mas Herman salah satu blogger yang dikenal di Indonesia. Saya membaca semua tulisannya, saya mengidolakannya. Diam-diam saya meniru gaya menulisnya hingga gaya layout blognya. Dia inspirasi saya dalam menulis dan berpendapat.
Saat saya bekerja, saya diminta untuk menjadi pembicara di sebuah acara, saya tidak bisa membuat Power Point di MacBook. Padahal waktu sudah mepet sekali. Saat itu Mas Herman sedang tidur setelah pulang kantor. Saya bangunkan dia dan meminta tolong dibuatkan yang saya butuhkan. Tanpa mengeluh dan cemberut, dia bangun, duduk di kursi komputer, dan membuatkan seperti yang saya inginkan.
Saat saya menemui sebuah masalah dengan teman, Mas Herman sedang di luar kota, saya langsung menelponnya sambil menangis. Lalu dia memberi nasehat dan semangat yang lain daripada yang lain. Selesai menelpon, saya langsung posting di Twitter: I have a best friend forever and thank God he's my own brother.
Yes, I'm nothing without my brother. Kasih sayang dan ide-idenya adalah inspirasi hidup saya. Walau tidak sedikit tingkah dan kelakuannya membuat saya jengkel dan ngamuk, tapi in bigger picture he's the best brother I ever know.
Tuhan, saya adik yang paling beruntung di dunia. :)
PS: Happy birthday Mas Herman!

Centro Jogja Most Stylist Onliner

For me, fashion is about how to respect people to respect you in return. Saya tidak akan memakai baju sexy jika akan bertemu dosen saya, saya harus memakai baju yang santai saat akan ke mall bersama ibu, tapi sayapun tidak akan memakai baju terlalu sopan saat akan nonton gigs. Yup, setiap acara itulah tema. Semakin kita menguasai tema acara, maka kita semakin dapat menghargai orang yang akan kita temui di acara itu. Hasilnya orang itu akan menghargai kita kembali. Kesempatan Centro Challenge kemarin menguji kami para 10 finalis: bagaimana kita menguasai tema Centro Color Play?

Namun berpenampilan itu tidak hanya mengenai penguasaan tema acara saja, tetapi juga perlu mengingat seberapa luaskah pengetahuan kita terhadap diri sendiri? Pengetahuan yang luas terhadap diri sendiri akan membantu kita untuk mampu menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan. :)

2 hal di ataslah yang membantu saya memilih baju di Centro Departemen Store dalam Shopping Rally Challenge senilai Rp. 1.000.000,- dalam waktu 1 jam hehehe. Juga dibantu oleh 2 sahabat dan pacar, saya dapat memilih pakaian yang sesuai dengan tema dan pribadi saya, sehari sebelum Shopping Rally diadakan. Walaupun pemilihan baju sedikit berubah di detik-detik terakhir Shopping Rally berakhir, namun syukurlah, saya tidak melakukan kesalahan dalam detik-detik terakhir tersebut.

Alhamdulillah saya masuk 3 besar. Yang saya ingat komentar dari para juri saat akan mengumumkan pemenang adalah originalitas, kesesuaian tema, dan tetap tampil menarik. Ternyata pemenangnya adalah saya. :)

Cerita tidak hanya berakhir disitu saja. Bahwa ternyata di detik kemenangan saya, saya mendapat satu pelajaran lagi dalam berpenampilan: how you behave. Alhamdulillah saya pernah merasakan kalah, sehingga saya tahu bagaimana bersikap menang. Tidak ada gunanya saya berbusana menarik tetapi perilaku saya seperti Miranda Priestly dalam The Devil Wears Prada. :D

Maka dengan penguasaan tema acara, mengetahui kelebihan-kekurangan diri sendiri, dan behave, saya rasa andapun menjadi The Most Stylist Boy or Girl On Earth! :)

Thank you:

1. Centro, for the best experience in my life. I swear to God I will tell this to my children and granchildren :D

2. Mas Herman, my brother who told me about this competition and taking my picture. Dia kakak terbaik dalam hal informasi hehehe.

3. My bestfriends, especially Muthia and Ajeng and my bf Ari for helping me in choosing. MUACH!

4. To my friends Arum, Thika, Iphan, Jatu, Udit, Ika, Echa, dan Mira, walau pesaing tapi selalu kompak dan saling membantu ya :)

5. Semua yang telah membantu vote saya. Saya ranking 3 lho! :)

6. Semua pegawai Centro yang telah membantu mencari sepatu saya yang sempet hilang, membantu menghitung barang, membantu menghitung sisa uang dengan kalkulator, dan supportnya yang sangat mengesankan.

7. Dan yang sudah membaca tulisan saya ini :) Tahun depan saya yakin akan ada lagi, JANGAN TERLEWATKAN!

Vote For Me For Charity!

Dear friends, saya adalah salah satu finalist Most Stylish Challenge di Centro Departement Store, Yogyakarta. Salah satu yang bisa saya menangkan adalah mendapatkan voucher belanja di Centro sebesar Rp. 500.000,- apabila foto saya mendapat vote "like" terbanyak dari 9 finalis lainnya.

Saya pikir, saya tidak membutuhkan voucher sebanyak itu untuk saat ini. Saya pikir, apabila saya mendapatkan voucher itu karena di-vote terbanyak, seharusnya bukan hanya karena saya fashionable saja, tapi karena untuk hal yang lebih bermakna.

Sehingga dengan ini, apabila saya memenangkan vote terbanyak, maka voucher itu akan saya belanjakan baju sebanyak mungkin untuk saya hadiahkan kepada anak yatim-piatu di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta (atau mungkin ada ide lain?). Apabila saya menang, saya tidak akan lupa menyebut nama anda yang telah membantu vote saya kepada yayasan tersebut.

So vote for me, as vote for them.

Caranya:
1. Klik link ini.
2. Jadilah fans Centro agar dapat mengklik "like"
3. Buka link ini.
4. Terakhir klik "like" untuk foto saya.

Terima kasih ya ;)

My Birthday

I don't do wishes :D

I'm 20. Do I have to be happy? I should. Even I hate to be old, but I thank to God for this 20 point of thanks giving:

1st. I'm 20 but I look like 17 :D

2nd. I'm healty so does everybody who I love.

3th. I still got my crazy but lovable family.

4th. I never lose my old friends. They still remember my birthday. So in my birthday, I can meet my old friends who I rarely talk with, eventho by sms or phone.

5th. I have more and more bestfriends everyday every year.

6th. I do so many things that I even can't believe I already done it.

7th. I met and know many people who can make my life more colorful.

8th. My cats are getting fatter and ugglier and dumber and lovable :)

9th. I earn my own money from my hard work.

10th. I got the best chef and the best catlover ever at my house (Her name is Mbak Rully)

11th. I found so many good music.

12th. I face alot of problems that made me more mature and... ehem... smart? Heheh.

13th. I gain alot of knowledge from what I learn in class and in where ever I stand.

14th. I'm skinnier and prettier. My mom said so. Haha.

15th. More age more surprises!

16th. Everyday I can eat and drink delicious things.

17th. I can sleep tight everynite without worry.

18th. Some of my dream came true :D

19th. I'm not just "still fine like always" but from years to years my life is getting better.

20th. I'm happy, and this is the important thing.

With those 20 things that I have right now, I think I don't need to make any wishes anymore. All I have to do is to feel thank for it. Thanks everybody and thanks God. I love you all more than I love myself :)

Kiss <3

I Got Fired

Ok, I feel sad.

I made a mistake. I didn't read the message on my cellphone. So I did something wrong and ruining everything on my work. Then I got fired.

This is what I call destiny. Just because my celly isn't working properly, I can't read the message, then I got fired. Is this a God's plan? I think so. But I believe, God's plan always the best, even it looks bad.

Lomo: The Coolest Camera In This Very Moment

Me & Lomo.

It's LOMO, my friend!

Ya introduce the coolest camera at this very moment: fisheye 2 white lomo.
You don't have to be a fish to look at the world :P

I have try this thing on. I can't wait to show you guys the pics. The thing is, this camera is manual so we have to print the film to see the result. Well it take about 2 days to print it. So wait for my next post 2 days after this ok! :D

See you on Monday!

Too Much Options

Choosing.

Do you know what it feels like if you have to choose so many options? It feels bad. I'm in this situation right now. I feel lucky but uncomfortable. :(

I can't choose because I HATE CHOOSING. I think choosing is the hardest thing that I have to do in my life. I rather hide my self inside my blanket and never think of choosing.

So tell me, what should I do if those options are perfect?

What Do You Think?

Shocking picture.

My brother can't drive a car. So when he need to go to the barber, I'm the one who have to drive him there.

When we arrived, we both found this shocking picture. Is that our president? Yea it is. But he looks stupid and cheap. How can the most popular guy on this country cut his hair in this cheap barber shop?

Take a good look.

Lets ask that IT expert (yea right doh!) Roy Suryo, whether is it a fake picture or not. Then let's wait. Will the police arrest the barber because of this, like when they arrest my brother 3 years ago?

I don't think so. You know why? Because the barber didn't put Roy Suryo's face on that picture.

FINALLY I CAN DRIVE!

Now finally, I CAN DRIVE MY OWN CAR! YIPPIE! SYUBIDABIDUB!

Thanks to Pak Imam, the greatest driving instructor ever! m(_ _)m
It takes only about 3 days in practicing, then I can drive my own car! Can you believe that? Now I can drive my self to my campus, my brother's office, my favorite salon, my friend's house, anywhere. Am I good or wot? :D

So, need a ride anyone? :P