Ari

Banyak laki-laki yang memandang saya sebal, cewek kok keras kepala, cewek kok banyak ngomong, cewek kok galak, cewek kok ngeyelan, cewek kok nggak anggun, cewek kok dema-demo, cewek kok tukang protes, cewek kok nggak nurut sama laki-laki, cewek sok tau. Tak jarang saya berkecil hati. Salah kah saya? Namun saat saya datang padanya dan mengeluhkannya, dia berkata,

Kamu ya kamu. Nggak ada yang salah darimu. Tetaplah menjadi dirimu.

Selamat Ulang Tahun Alm. Eyang Kasmat Bahoewinangoen

Hari ini eyang kakung saya, Kasmat Bahoewinangoen berulang tahun. Jika ia masih hidup, ia berumur 104 tahun. Dia adalah satu satu role model hidup saya. Memiliki jabatan dan sejarah hidup yang hebat tak membuatnya menjadi orang yang kaku. Ia masih tetap konyol dan lovable dalam kehidupan sehari-harinya. Saya ingin seperti dirinya.
Menurut Kotagede Ensiklop, eyang adalah tokoh kemerdekaan dan nasional. Ayah eyang seorang abdi dalem Kasultanan Yogyakarta, sedang ibunya seorang pengusaha emas dan intan terkenal di Kotagede. Dibesarkan di Kotagede, dididik guru mengaji Kyai Ibrahim, eyang kakung Kasmat sempat mengenyam sekolah Kristen milik Belanda, sebelum masuk ke Sekolah Kehakiman di Jakarta. Eyang bekerja sebagai Panitera di Pengadilan Negeri, dan setelah ditempatkan di beberapa daerah, meneruskan studi ke Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, dan Fakultas Hukum Universitas Leiden Belanda, hingga meraih gelar Mr. (Mister) tahun 1943.

Eyang kakung Kasmat pernah menjadi Wakil Ketua PSSI, anggota pengurus besar Muhammadiyah, dan juga anggota pengurus besar Partai Islam Indonesia. Selain itu, eyang juga menjadi anggota delegasi Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) di Jepang. Bersama dengan Kahar Muzakkir dan Faried Ma’roef ditangkap oleh Belanda pada masa Perang Dunia II karena dituduh mengadakan gerakan untuk menggulingkan pemerintahan Belanda. Mereka bertiga dijatuhi hukuman mati, tapi berhasil selamat karena pemerintah Belanda dijatuhkan oleh Jepang. Atas jasa eyang, pemerintah Indonesia penghargaan sebagai salah seorang perintis kemerdekaan.
Sejak tahun 1960-1963, eyang kakung Kasmat menjadi Rektor UII, setelah sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas UII. Eyang menggantikan Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir sebagai rektor pada tahun 1960. Eyang menduduki jabatan itu dalam waktu relatif pendek yakni hanya sekitar tiga tahun, tetapi dalam kepemimpinannya berhasil membawa UII berkembang lebih maju dengan dibukanya Fakultas Syari'ah dan Tarbiyah, cabang UII di luar Yogyakarta, dan diperolehnya status bagi fakultas-fakultasnya. Fakultas Syari'ah dan Tarbiyah dibuka pada tahun 1961 dan 1962 sebagai pengganti Fakultas Agama UII yang pada tahun 1950-an diambil alih oleh Departemen Agama.
Dengan seluruh hal yang pernah eyang capai dan jabati, eyang berbeda saat di rumah. Lebih tepatnya eyang konyol, lucu, aneh, tapi lovable. Cerita-cerita mengenai eyang banyak saya dengar dan baca dari berbagai orang yang pernah mengenalnya. Seperti pernah saat di Leiden, Belanda, ia dan teman-temannya mengerjai noni-noni Belanda dengan menyamar menjadi anak kecil. Tinggi badan orang Indonesia termasuk sangat pendek sehingga banyak orang Belanda mengira mereka masih SD. Karena itu mereka justru mengerjai noni-noni Belanda dengan berpura-pura menjadi anak kecil menangis di pinggir jalan karena mau pipis. Saat ada noni Belanda membantu dan membuka celananya, tentu si noni kaget dan teriak karena untuk ukuran anak kecil, burungnya terlalu besar. Eyang dan teman-temannya memang jahil sekali.
Eyang kakung sangat mencintai eyang putri saya, eyang putri Siti Habibah. Eyang putri adalah bunga Jogja pada jamannya karena sangat cantik. Pada masanya, perjodohan masih lazim. Eyang putri dijodohkan dengan eyang kakung. Sebelum eyang kakung melamar eyang putri, ada 3 laki-laki yang lebih dulu melamarnya. Walau ketiga lelaki itu dari kaum bangsawan tapi oleh kakak tertua eyang putri tidak ada yang diterima. Eyang Kasmat lah yang diterima, karena latar belakang pendidikannya yang tinggi. Mendengar cerita ini saya bangga sekali. Ternyata saya memang terlahir dari keluarga yang menomor satukan pendidikan. Jadilah eyang kakung menikahi eyang putri.
Memiliki istri yang cantik menjadikan eyang kakung termasuk sosok suami takut istri. Walau eyang putri cantik, tapi ia galak sekali. Hehehe. Pernah suatu ketika eyang kakung mencat mobilnya dari warna merah menjadi putih lalu memamerkannya kepada eyang putri. Melihat hasilnya, eyang putri marah sekali dan tidak mau naik mobil itu jika tidak diubah dengan warna yang asli. Ini bukan karena eyang putri pilih-pilih tapi karena eyang kakung mengecat mobilnya dengan jarinya! Hahaha. Karena eyang putri marah dan tidak mau naik mobil itu lagi jika tak diubah ke warna aslinya, eyang kakung pun mengecatnya kembali ke warna merah, tetapi lagi-lagi dengan jarinya. :D
Namun pernah suatu ketika eyang kakung tak peduli jika eyang putri marah, yaitu saat eyang memberikan jaket bulu asli dari Jepang milik eyang putri ke seorang perempuan yang kedinginan di pinggir jalan. Ia tak peduli harga jaket bulu itu, dari mana jaket itu, atau bagaimana jika istrinya marah, yang eyang pedulikan nasib perempuan yang kedinginan itu. Saya selalu mengenang cerita ini untuk dijadikan contoh hidup dalam memilih prioritas dalam hidup.
Sayangnya saya tak banyak mengenal eyang. Pendengaran dan pengliatannya sudah terganggu sejak saya lahir. Tapi saya masih ingat wajahnya, baunya, ekspresinya jika tertawa, dan bagaimana dia memanggil "Mita" sambil mencari kepala saya. Ia selalu ada di benak saya dan menjadi  role model hidup saya dalam mencapai cita-cita besar namun tetap menikmati hidup. Selamat ulang tahun Eyang Kasmat. Salam untuk eyang putri, eyang buyut, dan tentu saja Tuhan.
Related Story:

Ahmad Kasmat Bahoewinangoen

Kasmat Bahoewinangoen Membantu MIROTA Berdiri

Wikipedia: Kasmat Bahoewinangoen

Rektor Universitas Islam Indonesia

 

Kewajiban Baru: Update Blog Setiap Hari

Sebenarnya, sepintar apapun seseorang, otaknya sama saja dengan ember. Jika isinya sudah melebihi kapasitas, maka isinya pun akan terbuang sia-sia. Semakin ember diisi air, jika penuh maka airnya akan luber, terbuang. Semakin otak diisi ide, jika penuh maka ide-idenya akan terlupakan, terbuang. Agar ide dan pemikiran kita tak terbuang sia-sia, maka tulislah. Alihkan pemikiran kita di sebuah tulisan. Maka ide kita akan abadi, tak akan pernah terbuang, bahkan dapat dibaca oleh siapapun, kapanpun.
Maka dari itu, malam ini saya membuat tanggung jawab baru dalam hidup saya: update blog setiap hari. Doakan.

Welcoming Jetta

1 Desember 2011 lalu, saat saya mengikuti protes ekspor sapi di depan Kedubes Australia, teman saya yang saat itu juga ikut protes, Mbak Artha, menyodorkan hpnya untuk menunjukkan foto anjing hitam yang terkulai lemas. Mbak Artha berbisik, "tabrak lari, belum ada yang menolong." Saya hanya bisa mewek. Beberapa jam kemudian Mbak Artha BBM saya, "akhirnya aku bawa, ga tega lihat fotonya." Anjing itu akhirnya dinamai Jetta. Ditemukan di pinggir jalan Slipi, korban tabrak lari. 6 jam ia terkulai lemas di pinggir jalan, tak ada yang menolongnya sampai Mbak Artha datang.
Awalnya Jetta dikira hamil karena berperut besar, namun ternyata tidak, dia mengidap tumor. Jadi selain kakinya patah, dia juga mengidap tumor. Tak begitu jelas bagaimana prosesnya, yang jelas Jetta dioperasi beberapa kali untuk menyembuhkan patah kaki dan untuk mengambil nanah di perutnya. Kakinya bisa sembuh walau pincang, namun tumornya tak bisa sembuh total. Jetta diperkirakan sudah tua, sehingga tak mampu menjalani operasi lebih lanjut. Perut Jetta sudah bersih, namun masih banyak tumor menonjol di beberapa bagian di tubuhnya.
Hingga bulan ini tak ada yang mau mengadopsinya. Alasannya satu, karena Jetta tumor, susah untuk diurusi. Setiap hari Mbak Artha mengganti DP BBMnya dengan foto Jetta agar ada seseorang yang mau adopsi Jetta. Jetta memiliki mata yang indah, sehingga matanya selalu membuat saya jatuh cinta ingin mengadopsi. Tapi apa daya, saya di Jogja, Jetta di Jakarta. Toh ortu saya tak mau memiliki anjing lagi, mengingat anjing kami, Shadow, yang juga rescue, tidak bisa 100% mendapat perhatian kami. Pilu saya setiap melihat DP BBM Mbak Artha berubah foto wajah Jetta. Akhirnya saya save foto itu dan saya upload di group BBM keluarga. Ternyata ayah saya jatuh cinta. Ia mau mengadopsi Jetta. Dibawalah Jetta dari Jakarta ke Jogja dengan bantuan Mas Jow dan Mbak Inong. And she's here now, part of our family. I hope we can be a good family for her.

Sedang Sedih?

Setiap kali aku bersedih, aku ingat ini.

Jika perutmu dan orang-orang yang kamu sayangi kenyang, jika jiwa-ragamu dan orang-orang yang kamu sayangi sehat, maka tak ada alasan untuk bersedih - Siti Habibah (1919 - 2002)

Nasehat eyang putri kepada ibu. Nasehat ibu kepadaku.

In Love With The Outer Space

Every night I search on Google and Youtube just to see the most beautiful art in the universe, it's the outer space.
Look how innocent the stars are. They were running around no where to go. But they made this beautiful colors and shape and I'm in love with it. What a great of art made by God. He must be over acting when he made it.
It makes me curious sometime. Is there any alien out there? What are they doing there? Do they write blog and ask God how do the alien looks like? But do they really exist? Or is it just us living in this big big universe? If so, it seems like an awful waste of space. I believe there's an alien somewhere out there. I wish I can get the chance to meet them and share about how beautiful our universe is and how lucky we are finally can meet.
Ah God, you're such an artist. I love you more than I love the outer space anyway. ;)
PS: If you read this post and I'm already dead, don't worry, I'm sure I'm already in the outer space with my heart full of happiness.

A Mother of Gay

Malam ini muncul pembicaraan mengenai gay dan bagaimana masyarakat menilainya sebagai suatu kelainan atau ketidaknormalan. Ilmu psikologi dan kesehatan jiwa sudah menghapus gay dari daftar penyakit jiwa. Walaupun ilmu pengetahuan sudah meneliti dan menetapkan begitu, namun banyak yang masih belum bisa menerimanya dan tetap menyebutnya sebagai penyakit kelainan jiwa. Karena tidak sama dengan orang kebanyakan lalu disebut penyakit? Saya sakit hati mendengarnya. Saya bukan gay, tapi saya merasa betapa sombong dan tidak adilnya saya jika menghakimi seseorang sedemikian rupa hanya karena orientasi seksualnya tidak seperti orang kebanyakan.

Saya membayangkan jika semua ini terbalik. Di dunia ini mayoritas orientasi seksual manusia dengan sesama jenis. Jika ada yang menyukai lawan jenis dan bahkan memiliki anak, maka akan disebut "kelainan", dicaci maki, menjadi bahan ejekan, atau bahkan dikucilkan. Jika tidak mau disebut begitu, maka saya harus memaksakan diri mau berhubungan seks dengan sesama jenis. Saya harus berpura-pura. Betapa jijik dan sedihnya menjadi kaum minoritas. Tapi tetap saja, masih banyak masyakarat tidak bisa menerimanya sebagai pilihan yang normal. Akhirnya perdebatan ini sampai pada titik saya tidak ingin memaksakan pemikiran orang lain. Asalkan masyarakat tidak menghina dan mengucilkan kaum gay, saya anggap bukan suatu masalah.

Lalu muncul sebuah pertanyaan dalam hati saya, "Bagaimana jika kelak anakmu gay?" Setelah saya bayangkan dan mencoba merasakan, saya justru mengharapkan satu hal. Saya berharap semoga kelak seorang gay terlahir dari rahim saya agar dia memiliki ibu yang mencintainya apa adanya dan selalu berusaha membesarkannya menjadi jiwa yang bahagia dan membahagiakan sekitarnya.

Didedikasikan untuk Nocky dan mereka yang berorientasi seksual sesama jenis. Terima kasih Yoan, Andhika, dan Marson untuk obrolannya malam ini. ;)

Postingan terkait:
Dian Paramita - Gay
Dian Paramita - Masalah Diskriminasi: Anda Massery atau Lorch?
Dian Paramita - Gay, Lesbian, dan Hati Kecil
Dian Paramita - Tak Ada Cinta untuk yang Berjiwa Beku
Dian Paramita - LGBT Bukan Penyakit

52 Tahun Ibuku

Kebanggaan dalam hidupku adalah ibuku. Aku selalu menceritakan kepada siapapun mengenai sosoknya. Bagaimana ia sangat menyayangiku, mengertiku, menghiburku, dan melindungiku. Namun ternyata orang lain pun begitu, menceritakan sosoknya. Bagaimana ibu sangat menyayangi, mengerti, menghibur, dan melindungi mereka. Mereka menyebutku beruntung. Bahkan jika binatang dan tumbuhan bisa berbicara, aku yakin mereka akan berkata yang sama.

Pernah aku menemaninya mengajar. Di siang hari yang panas, Ibu menghibur mereka dengan gurauannya. Ibu terlihat sangat bodoh sekali di depan kelas. Seperti seorang stand-up comedy. Seluruh kelas tertawa terbahak-bahak. Begitu juga denganku. Di rumah dan di kelas ia sama saja, tampil bodoh untuk membuat orang lain tertawa. Selesai mengajar, banyak yang menghampirinya. Mereka mengobrol dan saling bergurau. Maka setiap aku bertemu dengan mahasiswanya, mereka selalu berkata, "anaknya Ibu Noor? Wah ibu itu orangnya baik dan lucu sekali! Dia dosen favoritku. Beruntung sekali memiliki ibu sepertinya."

Pernah aku mengantarkannya ke kantornya. Ibu memarahiku jika tidak membuka jendela mobil saat melihatkan kartu parkir kepada satpam kantornya. Katanya tidak sopan tidak membuka jendela. Katanya aku harus menghormati mereka. Ia juga selalu terlihat tersenyum-senyum walau sedang berjalan sendirian. Para petugas kebersihan dan karyawan kantornya pun menjadi tak ragu untuk berhenti jika melihatnya, mereka menyapa lalu mengobrol sebentar dengan ibu. Maka setiap bertemu dengan karyawan, satpam, atau penjual di kantin di kantornya, setiap aku mengatakan aku anaknya, mereka langsung tersenyum cerah. Ibu terkenal ramah. Mereka merasa sangat dihormati ibu. Dalam hati aku bersyukur, aku orang yang beruntung.

Pernah ibu meminjam sepatu rodaku. Ia tampil bodoh berseluncur dengan sepatu roda di dalam rumah. Namun tiba-tiba ia menjatuhkan diri. Kita semua kaget. Kenapa menjatuhkan diri? Ternyata dia menghindari semut lewat. Pernah juga ia merasa iba terhadap semut-semut di rumah yang membawa potongan kuku. Katanya, "aduh kasihan sekali. Kuku saja dimakan." Lalu ia menyebarkan gula di halaman belakang, untuk memberi makan semut-semut itu. Ada juga beberapa kali aku memergoki ia berbicara dengan daun-daun di halaman depan. Ia bilang pada daun itu agar mereka jangan mati, Ibu sedang berusaha membuatnya tumbuh. Beberapa orang memandang ibu gila. Ia dipandang aneh dalam memperlakukan binatang dan tumbuhan. Tapi yang aneh tak selalu buruk. Aku sangat bangga pada semua kelakuan anehnya. Aku orang yang beruntung bisa mempelajari semua pandangan-pandangannya yang gila.

Pernah ia menasehatiku, bahwa ia tak akan mempermasalahkan dengan siapa aku menikah nanti asalkan aku  bisa mencari nafkah untuk diriku sendiri dan anakku nanti. Ia juga pernah menasehatiku agar aku selalu bisa menghibur diriku sendiri. Agar aku selalu tulus menjadi orang baik. Agar selalu young at heart. Mungkin itu sebabnya ia menjadi orang yang  sangat mandiri, selalu bahagia, terkenal baik, dan awet muda walaupun hari ini umurnya sudah menginjak 52.

Dari segala macam cerita dan pengalamanku bersama ibu, aku menjadi heran. Aku tak tau kenapa dari sekian banyak orang, Tuhan memilihku untuk menjadi orang yang paling beruntung di dunia memiliki ibu sepertinya. Selamat ulang tahun, Ibuku. Aku dan dunia mencintaimu.

PS: Hadiah ulang tahun dariku dan Mas Herman: http://noorrahmani.com Semoga bisa menjadi media untuk menyebarkan kasih sayang dan ide gila!

Latar Belakangmu, Cobaanmu

Seumur hidup saya, saya tak pernah sendirian. Jarang sekali saya berada di dalam kamar sendirian, menyetir sendirian, belanja sendirian, makan sendirian, atau bahkan tidur sendirian. 24 jam hidup saya bersama orang-orang yang menyayangi saya.
Saya terlahir dari keluarga yang penuh kasih sayang. Punya ibu-bapak yang pengertian dan demokratis, kakak yang dewasa dan selalu menghibur saya, 4 kakek-nenek yang lucu dan memanjakan saya. Kakek-nenek dari ibu maupun bapak hidup di kota yang sama dengan saya. Saya pun cucu terakhir bagi mereka. Bagaimana rasanya menjadi cucu terakhir? Surga. Kesana kemari saya yang menjadi pusat perhatian dan dimanja. Saya tak pernah sendirian. Selalu ditemani saat makan dan bermain, dibantu jika ada masalah, didengarkan jika sedang bersedih, hingga dipeluk jika akan tidur. Tapi ini cobaan bagi saya.
Saat saya remaja, saya punya banyak sahabat yang punya banyak waktu luang untuk hang-out dengan saya. Saya juga memiliki pacar yang memanjakan sekaligus selalu menemani saya kemanapun saya minta. Saya tak pernah sendirian. Dimanapun, kapanpun, saya selalu ditemani mereka. Bahkan untuk menyetir mobil sendirian pun bagi saya adalah sebuah kesedihan yang luar biasa. Sehingga saya selalu menghubungi mereka untuk menemani saya pergi. Mereka selalu bersedia menemani saya. Tak pernah tidak. Tapi ini cobaan bagi saya.
Sekarang umur saya 23 tahun. Teman-teman saya sudah dewasa dan memiliki banyak kesibukan dengan dunia kuliah maupun kerjanya. Pacar sayapun begitu, punya pekerjaan di luar kota sehingga tidak bisa fokus memanjakan saya. Keluarga saya merasa saya sudah tua, sudah dewasa, tidak harus dimanja atau ditemani lagi. Saya? Terpuruk. Tak pernah saya merasa sendirian seperti ini seumur hidup saya. Saya tidak biasa. Jujur saja, kadang saya menangis karena merasa sendirian.
Lalu saya sadar, mana ada orang umur 23 tahun menangis hanya karena di kamar sendirian tidak ada orang lain menemani? Saya sadar saya sudah keterlaluan. Bukan keadaan yang salah, tetapi saya sendiri. Latar belakang menciptakan sifat dan kebiasaan. Latar belakang saya adalah anak yang dimanja dan tak pernah sendirian, maka saat sendirian di kamar atau di mobil, saya gampang sedih dan merasa tidak beruntung. Kedewasaan saya terlambat dari teman-teman sebaya saya atau bahkan yang lebih muda dari saya. Mereka lebih dahulu bisa menjadi orang yang mampu menghadapi masalah sendiri tanpa bantuan orang lain. Saya kalah start keluar dari zona aman. Tapi tidak ada kata terlambat kan?
Setelah saya ingat latar belakang kehidupan saya sejak kecil, saya menjadi paham dengan masalah saya saat ini. Latar belakang saya yang selalu dimanja menyebabkan saya tidak pernah terbiasa untuk hidup sendiri dan menyelesaikan masalah sendiri. Setelah saya memahaminya, sekarang saya bisa menyelesaikan masalah saya ini, yaitu membiasakan hidup sendiri. Saya sadar hidup sendiri itu bukan sebuah kesedihan, namun itulah manusia, harus mampu hidup berdampingan dan juga mampu hidup sendirian.
Saya menulis ini tidak hanya untuk menghibur diri dan mengingatkan diri saya sendiri, tetapi juga ingin berbagi ilmu untuk memahami diri kita sendiri. Kamu pemarah? Kamu pemalu? Atau kamu pecundang yang selalu dikucilkan teman-temanmu? Lihat ke belakang dan pelajari masa lalumu. Kamu akan tau hal apa saja yang menciptakan sosokmu. Mungkin cara ini bisa membantumu untuk mengatasi masalahmu saat ini. Good luck teman-teman. ;)
PS: Thank you my dear Claradevi. Nasehat dari dialah yang menginspirasi postingan ini. :)

Teman

Teman adalah hati Tuhan yang Ia berikan kepadamu untuk menemani hidupmu.
8 tahun yang lalu, saya masuk sekolah baru dan tidak memiliki teman. Teman saya datang, mengajak saya duduk bersamanya dan mengenalkan saya pada teman-temannya yang lain. Namanya Prima.
5 tahun yang lalu, saya putus dengan pacar saya yang saya gilai. Teman saya dari luar kota menelpon saya berjam-jam untuk menghibur saya. Namanya Nina.
2 tahun yang lalu, saya punya masalah yang cukup berat. Teman saya berkumpul untuk menemani saya, mendengarkan tangisan saya, dan memeluk saya. Namanya Boder, Ayas, dan Haga.
1 tahun terakhir saya memiliki masalah mengenai sifat saya. Teman saya memberi beberapa fakta yang menyakitkan yang membuat saya tersadar namun setelah itu memberi nasehat yang menghibur dan terus mendorong saya untuk berubah menjadi lebih baik. Namanya Muthia.
2 hari yang lalu saya memiliki masalah emosional yang tidak terkontrol. Tengah malam teman saya mendengarkan curhatan saya, menyadarkan kesalahan saya, lalu memberi kata-kata indah yang membuat saya paham bagaimana mengontrol emosi. Namanya Andhika.
Malam ini, saya memiliki masalah kepercayaan diri terhadap masa depan. Teman saya yang sibuk sedang dengan project-nya, rela menunda kesibukannya, memberi perhatian penuh untuk saya, memahami masalah saya, memberi kekuatan, lalu membuat saya percaya diri lagi. Namanya Claradevi.
Apa jadinya saya kalo tidak memiliki teman seperti mereka? :'(

Hello @dianparamita, Goodbye @mistymimit


Saya tu kalo ketemu orang selalu dipanggil "Mistymimit" kadang dipanggil "Misty". Nama saya kan bukan itu... :( Makanya sudah sejak lama ingin ganti jadi @dianparamita. Tapi udah dipake orang. Padahal dia terakhir ngetwit tahun 2009 dan isinya "pileknya udah ilang" :|
sudah coba menghubungi Twitter, minta akun @dianparamita itu dibinasakan saja trus diberikan padaku. Eh Twitter bales tapi ga bisa bantu. :| Katanya, Twitter baru bisa membinasakan nama itu dan memberikannya kepada saya asal nama saya itu udah didaftarkan menjadi trademark. Buset deh. Sempet saya cari cara untuk daftar trademark tapi ternyata mahal dan sulit. Hiks.
Lalu, berputarlah otak saya dan munculah ide: search "Dian Paramita" di Facebook, buka profile picture mereka & cari foto yang sama dengan yang di Twitternya! Berhubung nama Dian Paramita itu pasaran, jadi yang saya buka buanyak banget. Satu-satu saya buka profile picture-nya. *niat*
Sampai akhirnya nemu yang fotonya sama. Wogh saat itu saya teriak di restoran! Seneng beudh. Trus saya message dia. Isi messagenya intinya saya butuh nama itu, apalagi dia udah ga make. Iiih nulisnya sopan ting ting deh. Trus nunggu balasannya. Lalu tengah malam baru dia balas! Wah itu aja udah seneng banget bro rasanya. Inti balasannya dia malah minta maaf dan akan bantu memberikan akun. Dia meminta maaf karena dia menyebabkan saya tidak bisa memakai nama itu. Uhuhu baiknya jadi terharu. :')
Lalu seminggu ini dia berusaha mengganti password, semalam (4 Oktober 2011) dia memberikannya kepada saya. Seneng buanget. Rasanya kayak cinta yang nggak bertepuk sebelah tangan. Jadilah @mistymimit berubah menjadi @dianparamita. Hello @dianparamita, goodbye @mistymimit. Susah meninggalkan nama cute itu, banyak yang menyayangkan :'( Tapi harus...
Setelah saya ganti nama, dan deactive akun dia (atas permintaannya), saya message lagi dia. Saya berterima kasih tak terhingga dan bilang seneng banget. Eh dia balas bahwa dia juga seneng bisa membahagiakan orang dengan sederhana. Dian Paramita emang orangnya baik-baik. :')
Banyak yang menyukai dan mendukung perubahan nama akun ini, tapi juga banyak yang protes. Hiks. Kalo saya hitung-hitung dengan metode statistika deskriptif, lebih banyak yang mengucapkan selamat dan setuju dengan perubahan nama. HOREEE!
Berikut ucapan selamatnyaaaa... :D

Dari komen-komen di atas saya baru tau, kalo syukuran itu pake bubur merah-putih ya? Itu apa sih? Hmmmm. Nah kalo ini yang protes... Hiks.

Beberapa alasannya. Salah satunya mereka sudah terbiasa dengan image @mistymimit.

Tunggu 3 bulan lagi, kita akan terbiasa. Seperti Mas pitra dulu nama akunnya 
Tapi kalo tidak begini, seumur hidup saya dikira bernama Misty Mimit dong bro...
Ada juga yang curcol. Ahahahahaha.

Setelah saya ceritakan bagaimana mendapatkan akun @dianparamita, ada beberapa komen absurb...
Dua komen terakhir itu bukan memuji tapi menohok. (-________________-)
Ya beginilah Twitter, rame dan menyenangkan. Inilah cara saya merayakan keberhasilan mendapatkan nama @dianparamita, dengan mendokumentasikannya. Terima kasih semuanyaaaaaa! :')

At Last, 19th July 2011

19th July 2011 one of my favorite day in this year. When I was looking for my cellphone's charger, suddenly there's a man entered my house. I did not know who the man, but when he said "assalamualaikum!" I just realized, he was my boyfriend! So I ran to him, hug him, and I cried. He surprised me!
2 months ago he suddenly had to go to Jakarta and Sumatra to work. I must accept this with sadness. So after our first 2-months-long-distance-relationship, we meet again. Its been a difficult day without him, my part-time-lover-full-time-bestfriend.
Well, you can imagine how happy I am that day, that moment. I'm the happiest girl in the world. But I cannot express it with beautiful words. So how grateful I was when my mother gave this song to me. She said, "this song is perfect for you." I listened and I cried.

At last, my love has come along My lonely days are over And life is like a song Oh, yeah, at last The skies above are blue My heart was wrapped up in clovers The night I looked at you I found a dream that I could speak to A dream that I can call my own I found a thrill to rest my cheek to A thrill that I have never known Oh, yeah when you smile, you smile Oh, and then the spell was cast And here we are in heaven For you are mine At last
At Last - Etta James

Thank you my love, thank you my mom. You both gave me such a beautiful day. :)

Mas Herman

Mas Herman adalah kakak kandung saya. Salah satu role model yang paling mempengaruhi hidup saya.
Saat saya akan lahir, ibu bertanya kepadanya, "ingin menyumbangkan nama untuk adikmu?" Dia berfikir keras lalu mendapatkan ide nama: Putri Sejarah Kulino. Katanya dia ingin adiknya selalu mengingatkannya karena dia pelupa. Ibu hanya menertawakannya dan tidak memakai nama dari idenya. Katanya sih dia sakit hati karena ditertawakan ibu. Tapi untung nama saya tidak jadi seperti itu.
Saat saya bayi, Ibu bilang, Mas Herman tidak pernah iri dan rewel. Pernah suatu hari dia demam dan hanya bisa tiduran di kasur sambil memandangi ibu yang sedang repot mengurusi saya yang masih bayi. Ibu kasihan kepadanya, Mas Herman seperti ingin dimanja tapi dia pengertian dan hanya diam memandangi ibu.
Saat saya TK, Mas Herman sering membuat permainan. Seperti menciptakan restoran, dia koki, saya asisten koki, lalu orang tua kami sebagai pembeli. Dia juga suka membuat sulap, lalu saya yang menjadi bahan sulapnya. Dia juga pernah membuat ramuan warna hijau, merah, kuning, kita masak-masak dengan api, lalu kita berpura-pura menjadi seperti nenek sihir. Dia juga pernah membuat panggung mini, ada kordennya, background bisa diganti-ganti, dan lampu panggungnya. Bahkan saat saya ulang tahunpun, semua hadiah dia sembunyikan dan dia buatkan teka-teki harta karun. Dia sungguh kreatif dan seru! Saat itu saya tak harus membeli banyak mainan karena kakak saya adalah mainan utama saya.
Saat saya SD, pernah kita berdua harus berpisah benua dengan orang tua. Mas Herman yang melindungi saya dari kesedihan. Dia berusaha keras membuat saya tidak sedih. Dia mau bermain Barbie dan bantal berisi air dengan saya. Saya tentu masih tetap sedih karena kangen dengan ibu, tapi Mas Herman bisa membantu banyak melupakan kesedihan itu.
Saat saya SMP, Mas Herman adalah Beta Tester 3D's Max. Dia jago menggambar dan membuat animasi. Dari sini saya mulai meniru langkahnya. Dia mengajarkan saya pada Adobe Photoshop. Berkat dia, saat ini menggambar dan mendesain adalah hobi sekaligus penghasilan saya.
Saat saya SMA, Mas Herman mendapat liburan dari kantornya ke Singapore. Saya tidak minta apapun. Namun saat dia pulang, dia membawakan oleh-oleh banyak sekali. Setelah dihitung-hitung, uangnya paling banyak dipakai membeli oleh-oleh untuk saya.
Saat saya kuliah, Mas Herman salah satu blogger yang dikenal di Indonesia. Saya membaca semua tulisannya, saya mengidolakannya. Diam-diam saya meniru gaya menulisnya hingga gaya layout blognya. Dia inspirasi saya dalam menulis dan berpendapat.
Saat saya bekerja, saya diminta untuk menjadi pembicara di sebuah acara, saya tidak bisa membuat Power Point di MacBook. Padahal waktu sudah mepet sekali. Saat itu Mas Herman sedang tidur setelah pulang kantor. Saya bangunkan dia dan meminta tolong dibuatkan yang saya butuhkan. Tanpa mengeluh dan cemberut, dia bangun, duduk di kursi komputer, dan membuatkan seperti yang saya inginkan.
Saat saya menemui sebuah masalah dengan teman, Mas Herman sedang di luar kota, saya langsung menelponnya sambil menangis. Lalu dia memberi nasehat dan semangat yang lain daripada yang lain. Selesai menelpon, saya langsung posting di Twitter: I have a best friend forever and thank God he's my own brother.
Yes, I'm nothing without my brother. Kasih sayang dan ide-idenya adalah inspirasi hidup saya. Walau tidak sedikit tingkah dan kelakuannya membuat saya jengkel dan ngamuk, tapi in bigger picture he's the best brother I ever know.
Tuhan, saya adik yang paling beruntung di dunia. :)
PS: Happy birthday Mas Herman!

Fun Friday Girls Room With Besties

Apa yang dibahas cewek-cewek saat berkumpul bersama? Hal-hal tidak penting tapi menyenangkan. XD Lebih menyenangkan jika kita memiliki topik, mendiskusikannya, lalu mencobanya bersama!

Kemarin Jum'at, saya dan sahabat-sahabat saya berkumpul di butik salah satu dari kami untuk dress up and make up! Kita mencoba before-after lalu difoto. Temanya: Fun Friday Girls Room. Marla mencoba make-up untuk matanya, Depoy mencoba baju, saya Ajeng dan Muthia mencoba meng-curly rambut kita sendiri tanpa harus ke salon. Hasilnya? Hihihi :")

Kadang perkumpulan cewek yang berisik dan centil soal dandan itu dicibir, "ganjen banget sih!"  Tapi come on guys, it's just girl thing. We dare to be attractive and pretty. It's not a big deal right? ;) Jadi, yuk kapan-kapan kita ganjen lagi di #GirlsRoom!

Belajar Darinya

Saat kita harus memilih, dia selalu percaya dan menyukai pilihanku.

Saat berbagi makanan, dia selalu memberikan bagianku lebih banyak dari bagiannya.

Saat aku termenung berfikir sesuatu, dia selalu khawatir dan bertanya, "kenapa, sayang?"

Saat aku kesulitan --entah hanya kesulitan membuka tutup botol- dia tau dan langsung meraih botol itu untuk membukakannya untukku.

Saat aku sibuk bersenang-senang dengan pekerjaan atau teman-temanku, dia bangga dan tak pernah mengganggu kesenanganku.

Saat aku dihimpit deadline dan tugas, dia datang membawakan sebuah buku catatan. Katanya untuk mencatat deadline, jadwal, dan tugasku agar tidak ada yang terlupakan.

Saat semua orang seperti bosan dengan cerita-ceritaku, dia masih saja mendengarkan dengan antusias.

Saat dia hendak memilih jalan hidupnya, dia selalu memikirkan dampaknya padaku. Dia takut aku sedih dan kecewa.

Saat dia berkata tidak, aku akan kaget, dia nyaris tidak pernah berkata "tidak" kepadaku.

Saat dia membuat kesalahan, dia sangat bersalah, bertahun-tahun meminta maaf, bertahun-tahun berusaha agar aku melupakannya, bertahun-tahun itulah dia tidak mengulanginya lagi.

Itulah dia. Selalu ada membantuku, menemaniku, dan menjaga hatiku. Aku harus belajar darinya. Kita semua harus belajar darinya, menjadi seorang penyayang yang tulus.

Tuhan, betapa beruntungnya aku :')

No Ticket For People Like Us

Saya ingin sekali datang  merasakan harunya di dalam stadion Gelora bung Karno 29 Desember nanti. Saya ingin menuliskan perasaan hebat itu disini. Tapi ternyata saya tidak mendapatkan tiket satupun. Ceritanya miris. Ya sudah, kejadian pagi ini juga menimbulkan perasaan yang hebat yang juga bisa dituliskan disini dan bisa menjadi bahan cerita untuk anak-cucu nanti.

Sejak awal para calon pembeli tiket final AFF bagian VIP dijadwalkan untuk membeli tiket secara online di www.ticketsas.com pada tanggal 25 Desember 2010 pukul 10.00 WIB. Tetapi petunjuk prosedur pembelian tiket di website tersebut  tidak jelas. Mau bertanya kepada siapa juga tidak jelas. Jadi seperti mau beli hp, masuk toko, tapi ga tau letak hpnya dan kasirnya dimana. Saya hanya bisa bertanya dengan  para pembeli lainnya yang sama-sama no idea.

Tepat pukul 10.00 WIB, saya dan teman-teman langsung berebut masuk web khusus tiket AFF tersebut. Namun tidak bisa dibuka. Saya terus menekan tombol refresh, namun hasilnya nihil. Teman-teman juga mengeluhkan hal yang sama. Sampai akhirnya kira-kira pukul 10.34 WIB, saya bisa masuk dan langsung pencet "Buy Now" sebanyak 3 tombol, tetapi keluarlah tulisan ajaib: SOLD OUT.

Dalam waktu 34 menit, tiket sebanyak 2700 sudah sold out saudara-saudara. Mungkinkah? Lalu ada teman yang mengatakan, bahkan saat pukul 10.03 (baru 3 menit), dia bisa masuk ke web itu, dan dapet kata  ajaib pula: SOLD OUT. Jadi justru dalam waktu 3 menit, 2700 tiket sudah habis terjual.

Tentu kami geram dan kecewa. Kami saling mengeluh dan berbagi info. Lalu keluarlah 3 fakta menohok:

1. Ada seseorang mengaku mendapatkan jatah karena... Ya gitu deh. :)

2. Saya menemukan twit yang di-post 13 hours ago oleh seorang perempuan tidak saya kenal, bunyinya, "Alhamdulillah dapet juga tiket VIP Barat." Saya kaget lalu bertanya padanya, "dapetnya dari mana? Orang dalem?" Diapun menjawab, "dapet dari sepupu gue, katanya dari www.rajakarcis.com"

Saya langsung menuju ke web tersebut, namun di halaman utamanya langsung disambut tulisan, "Mohon maaf. kami tidak menjual tiket final AFF Suzuki Cup. Tiket dapat dibeli di Gelora Bung Karno Senayan." Hm! Dia bohong atau sepupunya yang bohong.

3. Ada yang mengaku tadi malam transfer uang untuk beli tiket VIP VVIP ke seorang pengurus PSSI. Dan dia bilang, penjualan tiket online itu hanya boongan. Tapi menurut saya tidak boongan, penjualan tiket online itu ada, tapi yang dijual tidak mencapai 2700 saja.

Apakah benar tiket yang dijual untuk umum ini hanya sebagian kecil dan sebagian besarnya dijual oleh orang dalam secara illegal? Saya hanya duduk lemas menerima kenyataan janggal  ini. Saya tidak capek, karena dari tadi saya hanya duduk dan clicking mouse. Saya juga bukan penggemar setia bola. Saya ngebet nonton karena Indonesia masuk final. Tetapi hanya begitu saja saya sangat kecewa. Rasanya seperti dibodohi dan diinjak-injak penguasa.

Lalu bagaimana perasaan para pecinta bola sejati yang kemarin panas-panas mengantri tiket final namun tidak mendapatkannya? Saya tidak bisa membayangkan. Namun kenyataannya memang sangat janggal. Sedih sekali. Hidup saya jarang seperti ini,  ketidak adilan di negara ini benar-benar saya rasakan sekarang. Saya kalah.

Tuhan, di negaraku, orang jujur rata-rata menjadi a big loser. Like us. Today.

Tips Menahan Rasa Sakit

Waktu saya SD kelas 5, masih doyan main kejar-kejaran sama temen-temen sekelas. Suatu ketika saya jatuh dan kaki saya babak belur, lukanya besar dan sangat perih. Setiap hari mama selalu meneteskan obat anti infeksi ke luka saya itu. Wah rasanya pengen nangis saking sakitnya. Lalu saya berfikir, mungkin saya kesakitan karena otak saya hanya fokus pada rasa sakit pada luka itu. Lalu saya berusaha memikirkan pipi saya, jemari tangan saya, lidah saya, jempol kaki saya, hingga mata saya. Dan memang benar, saya tidak merasakan sakit lagi, dan bahkan... Saya jadi suka rasa perih. :|

Lalu sekarang, setelah saya lebih dewasa, luka tidak lagi secara fisik namun juga pikiran dan hati. Tentu saya punya beberapa masalah hidup yang membuat saya tidak bisa tidur. Tapi saya teringat pelajaran untuk bertahan dari rasa sakit saat saya masih kecil dulu itu, saya tidak boleh terlalu fokus pada rasa sakit. Maka saya berusaha mengingat hidup saya, bahwa saya punya rencana hang out sama sahabat-sahabat saya, saya punya tugas bikin essay, saya punya janji membuatkan power point untuk bos saya, saya harus mengantarkan ibu saya ke supermarket, hingga memikirkan betapa lucunya kucing dan anjing saya di rumah. Ternyata beberapa masalah yang sedang saya risaukan dan sedihi menjadi tak begitu sakit setelah mengingat hidup saya secara lebih luas lagi.

Maka dari itu saya sadar dan ingin membagikannya kepada teman-teman disini, bahwa memiliki masalah itu memang tidak bisa dianggap enteng, tetap harus dipikirkan dan diselesaikan, hanya saja jangan terlalu fokus dalam merasakan sakitnya. Coba melihat hidup anda in bigger picture, bahwa anda memiliki sesuatu yang lain sehingga masalah anda itu tidak begitu besar untuk disesali dan dimurungi. :)